Pangkalpinang, TAGANAINFO — Senin, 24 September 2012, menjadi hari yang tidak akan mudah dilupakan oleh warga Komplek Panti Asuhan Moh. Hatta, Kelurahan Pintu Air, Kota Pangkalpinang. Sekitar pukul 11.30 WIB siang, angin puting beliung secara tiba-tiba menerjang kawasan permukiman ini. Kejadian yang berlangsung hanya dalam hitungan menit ini meninggalkan dampak kerusakan cukup serius, terutama pada bagian atap rumah warga yang diterjang oleh terjangan angin kencang.
Beberapa saksi mata mengaku tak menyangka angin kencang itu akan datang begitu tiba-tiba, mengingat cuaca di pagi hari terlihat cukup cerah. Namun, dalam sekejap, langit mulai menghitam, angin berembus kencang, dan suara gemuruh dari atap-atap yang mulai terangkat membuat warga panik dan berhamburan keluar dari rumah mereka.
“Saya lagi di dalam rumah, tiba-tiba atap bergetar keras, suara angin seperti pesawat lewat, genteng rumah mulai beterbangan, saya langsung bawa anak keluar,” ujar Fitri, salah seorang warga yang rumahnya mengalami kerusakan cukup parah.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini mayoritas terjadi pada bagian atap rumah. Beberapa rumah bahkan hampir kehilangan seluruh bagian atapnya, sehingga warga terpaksa mengungsi sementara ke rumah tetangga atau ke posko darurat yang didirikan oleh petugas di sekitar lokasi kejadian.
Menanggapi kejadian ini, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Pangkalpinang langsung bergerak cepat. Dipimpin oleh Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) Tagana Kota Pangkalpinang, Bapak Deky Marcose, tim melakukan koordinasi untuk melakukan pemetaan lokasi terdampak sekaligus mengirimkan tim penilai kerusakan. Tak butuh waktu lama, tim Tagana tiba di lokasi membawa perlengkapan tanggap darurat, termasuk terpal untuk menutup atap rumah warga yang rusak, air bersih, serta makanan cepat saji untuk kebutuhan awal para korban.
Bapak Deky Marcose dalam keterangannya menyatakan bahwa langkah utama dalam situasi seperti ini adalah memastikan keselamatan warga dan mengidentifikasi tingkat kerusakan untuk menyalurkan bantuan yang tepat.
"Kami bersama tim segera turun ke lokasi setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. Prioritas kami adalah memastikan tidak ada korban jiwa, melakukan pendataan kerusakan, dan memberikan bantuan pertama, seperti terpal untuk menutup rumah yang atapnya hancur agar warga tidak terkena dampak cuaca buruk lanjutan," jelas Deky Marcose.
Tidak hanya tim Tagana, dalam upaya penanganan bencana ini turut hadir pula Kasi Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Pangkalpinang, Bapak Waspada. Beliau bersama Koordinator Tagana Kota Pangkalpinang, Wakil Koordinator Bapak Wahyu, serta Komandan Satuan Tugas (Dan Satgas) Shelter, Bapak Dani Saputra, turun langsung ke lapangan. Tim tersebut juga menggunakan mobil RTU (Rescue Tactical Unit) untuk melakukan patroli tambahan di sekitar wilayah terdampak guna memastikan tidak ada korban yang luput dari pantauan.
Bapak Waspada dalam keterangannya mengungkapkan bahwa kejadian seperti ini menuntut kecepatan, ketepatan, dan sinergi dari semua pihak. “Kami memastikan seluruh bantuan terdistribusi dengan baik, memonitor kondisi warga yang rumahnya mengalami kerusakan, dan menyiapkan skema bantuan lanjutan jika memang diperlukan," ujarnya.
Dalam patroli dan pendataan lanjutan yang dilakukan oleh tim, beberapa rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat, terutama pada bagian atap dan dinding yang tidak mampu menahan terpaan angin kencang. Beberapa barang berharga milik warga juga dilaporkan rusak akibat tertimpa runtuhan atap maupun benda-benda lain yang beterbangan.
Meski begitu, hingga berita ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa ataupun luka-luka serius akibat bencana ini. Namun, rasa trauma dan kecemasan masih dirasakan oleh para warga, terutama anak-anak dan orang tua yang menjadi kelompok paling rentan dalam situasi darurat seperti ini.
Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus berkoordinasi dengan aparat kelurahan, relawan, dan masyarakat guna menyiapkan langkah-langkah antisipatif, termasuk kemungkinan pemindahan sementara bagi warga yang rumahnya tidak lagi layak huni.
Dalam pernyataannya, Wakil Koordinator Tagana, Bapak Wahyu, mengimbau agar warga tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang mungkin masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. "Musim pancaroba seperti ini memang rawan dengan bencana hidrometeorologi seperti angin kencang dan hujan lebat. Kami minta warga jangan lengah, segera cari tempat aman jika melihat tanda-tanda cuaca buruk," tegas Wahyu.
Sementara itu, Dan Satgas Shelter, Bapak Dani Saputra, memastikan bahwa posko pengungsian sementara sudah disiapkan dan logistik darurat dalam kondisi siap pakai. "Kita sudah siapkan beberapa posko dan tenda shelter, terutama bagi warga yang rumahnya rusak parah dan tidak memungkinkan untuk ditinggali dalam kondisi cuaca tidak menentu seperti ini," jelas Dani.
Selain dari pemerintah, beberapa organisasi sosial dan relawan lokal juga mulai berdatangan ke lokasi untuk memberikan bantuan tambahan berupa makanan siap saji, air mineral, pakaian layak pakai, dan obat-obatan dasar. Kepedulian dan gotong royong warga Pangkalpinang pun terlihat sangat kental di tengah musibah ini, di mana mereka saling membantu satu sama lain untuk membersihkan puing-puing dan memperbaiki kerusakan seadanya.
Hingga sore hari, aktivitas pembersihan dan pendataan masih terus berlangsung. Tagana, BPBD, dan relawan bekerja tanpa lelah demi memastikan semua korban tertangani dengan baik. Pihak pemerintah juga mengingatkan warga untuk segera melapor apabila menemukan kerusakan baru atau ada keluarga yang membutuhkan bantuan medis maupun logistik.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa bencana alam bisa datang kapan saja tanpa peringatan. Warga Pangkalpinang diimbau untuk lebih waspada dan selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menurut data BMKG, wilayah Bangka Belitung memang tengah memasuki masa peralihan musim yang kerap memicu angin kencang dan cuaca ekstrem dalam skala lokal. Oleh karena itu, kesiapsiagaan baik di tingkat pemerintah maupun masyarakat sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak yang mungkin timbul dari peristiwa serupa di kemudian hari.
Sebagai langkah lanjutan, Pemerintah Kota Pangkalpinang juga berencana melakukan evaluasi sistem peringatan dini di tingkat kelurahan hingga RT/RW untuk meningkatkan kecepatan respons jika terjadi bencana serupa.
Musibah ini tidak hanya menguji ketangguhan fisik warga yang terdampak, tetapi juga solidaritas dan kepedulian sosial di antara sesama. Di tengah duka akibat kerugian materi yang dialami, semangat gotong royong dan empati menjadi kekuatan utama bagi warga Komplek Panti Asuhan Moh. Hatta untuk bangkit kembali.
Dengan penanganan yang cepat dari Tagana, Dinas Sosial, BPBD, serta para relawan, diharapkan kondisi darurat ini segera tertangani dengan baik dan warga dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman dan nyaman.
0 Comments