News
Tagana Babel Update Berita Silahkan Wa Admin Jika ada berita yang mau di masukkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah Minal Aidin Walfaizin Mohon Maaf Lahir dan Batin

Malam Mencekam di Sumberjo: Satu Rumah Ludes Dilalap Si Jago Merah




Tagana Post, 10 Desember 2013 – Malam Mencekam di Sumberjo: Satu Rumah Ludes Dilalap Si Jago Merah

Sumberjo — Sebuah insiden memilukan kembali mengguncang ketenangan warga Kelurahan Sumberjo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Selasa malam, 10 Desember 2013. Sekitar pukul 22.00 WIB, sebuah rumah di Jalan Bandeng 3 hangus terbakar dalam peristiwa kebakaran hebat yang diduga kuat dipicu oleh korsleting listrik. Peristiwa tersebut sontak membuat panik warga sekitar, yang langsung berhamburan ke luar rumah demi menghindari kemungkinan terburuk.

Menurut kesaksian beberapa warga, kebakaran terjadi begitu cepat dan dahsyat. Rumah yang terbakar diketahui milik pasangan suami istri, Bapak Tohirin dan Ibu Sulastri, yang sehari-hari bekerja sebagai penjual jajanan pasar. Rumah mereka terbuat dari bahan utama berupa kayu dan papan, yang membuat api mudah menjalar dengan cepat ke seluruh bagian bangunan. Dalam hitungan menit, si jago merah melahap seluruh isi rumah tanpa menyisakan apapun.

Dugaan Sementara: Listrik Padam, Televisi Meledak

Dari keterangan yang dihimpun di lapangan, warga menduga penyebab kebakaran berawal dari lonjakan arus listrik usai pemadaman bergilir yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Ketika listrik kembali menyala, salah satu perangkat elektronik di rumah korban — sebuah televisi tabung tua — meledak dan menimbulkan percikan api. Percikan itulah yang kemudian memicu kebakaran.

“Listrik padam sejak magrib tadi. Baru nyala sekitar jam sepuluh kurang. Kami dengar suara ledakan keras dari rumah Pak Tohirin, terus langsung muncul api dari bagian depan rumahnya,” ujar Rudi, salah satu tetangga korban yang turut membantu memadamkan api dengan ember dan air seadanya.

Upaya Pemadaman dan Evakuasi Warga

Kepanikan melanda warga sekitar saat api membesar dengan sangat cepat. Warga berinisiatif memadamkan api sebelum tim pemadam kebakaran tiba. Beberapa orang menggunakan ember, gayung, hingga alat dapur untuk menyiramkan air ke kobaran api, namun upaya tersebut nyaris tak membuahkan hasil karena besarnya kobaran api dan kondisi rumah yang mudah terbakar.

Petugas pemadam kebakaran Kota Malang tiba di lokasi sekitar 15 menit setelah laporan pertama diterima. Mereka langsung melakukan penyemprotan ke titik api utama dan berupaya keras mencegah penyebaran ke rumah-rumah lain yang berdempetan. Total empat unit mobil pemadam dikerahkan untuk menangani kebakaran ini.

Sekitar pukul 23.00 WIB, api berhasil dipadamkan secara keseluruhan. Asap masih mengepul dari sisa-sisa bangunan yang telah hangus. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka berat dalam insiden ini. Pemilik rumah beserta anak-anak mereka berhasil menyelamatkan diri sesaat sebelum api membesar.

Kerugian dan Dampak Sosial

Meskipun tak memakan korban jiwa, kerugian materiil dari kebakaran ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Seluruh perabotan, pakaian, surat-surat berharga, hingga peralatan dagang ludes tak bersisa. Kondisi pascakebakaran sangat memprihatinkan, dengan puing-puing hitam berserakan dan bau hangus yang masih menyengat hingga keesokan harinya.

Bapak Tohirin dan keluarganya kini terpaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Beberapa tetangga tampak bergotong royong memberikan bantuan makanan, pakaian, dan kebutuhan darurat lainnya.

“Yang penting nyawa kami selamat. Barang bisa dicari lagi, tapi rumah ini sudah jadi kenangan buat kami. Harapan kami sekarang cuma satu, bisa segera bangkit dan dapat bantuan dari pemerintah,” ujar Ibu Sulastri dengan mata berkaca-kaca.

Tanggapan Pemerintah dan Imbauan Waspada

Kepala Kelurahan Sumberjo, Bapak Suwarno, menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa ini. Ia mengatakan bahwa pihak kelurahan akan segera mengupayakan bantuan sosial bagi korban kebakaran dan meminta dinas sosial setempat untuk turun tangan.

Sementara itu, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Malang mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bahaya listrik, khususnya di kawasan padat penduduk dengan bangunan yang tidak tahan api. “Kami juga menyarankan agar warga menggunakan stabilizer untuk mengantisipasi lonjakan arus saat listrik kembali menyala,” ujar Kapten Damkar, Imam Sutanto.

Mereka juga menegaskan pentingnya jalur evakuasi dan alat pemadam api ringan (APAR) di setiap rumah, terlebih di kawasan permukiman padat.

Penutup

Insiden tragis ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh warga untuk tidak menyepelekan risiko kelistrikan dan perlunya kewaspadaan ekstra, terutama di tengah kondisi listrik yang tidak stabil. Masyarakat berharap agar PLN dan pemerintah daerah segera menanggapi keluhan terkait pemadaman bergilir, demi mencegah terulangnya tragedi serupa.

Kini, di antara puing-puing sisa kebakaran, keluarga Tohirin mencoba merangkai harapan baru. Mereka tak sendiri—dukungan warga, lembaga sosial, dan pemerintah diharapkan dapat menjadi cahaya di tengah duka mereka.



Post a Comment

0 Comments